Perusahaan induk infrastruktur milik Keluarga Jususf Kalla, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) kembali mencatatkan sahamnya ke lantai Bursa Efek Indonesia (relisting). Perseroan dalam pengawasan keluarga Jusuf Kalla ini melakukan aksi ini karena mengincar proyek pembangkit listrik yang diusung pemeritnah.
Sekretaris Perusahaan Bukaka, Devindra Ratzarwin mengatakan pihaknya kembali ke lantai bursa karena melihat kesempatan ekspansi bisnis. Ia menjelaskan, pihaknya melalui Bukaka Energy memiliki bisnis pembangkit listrik tenaga mini hydro.
"Mengingat itu menjadi program pemerintah saat ini, apalagi ada program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Maka itu, kami melihat potensi di situ," ujarnya dalam konferensi pers di Auditorium Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/6).
Bukaka kembali mencatatkan sahamnya dengan harga Rp 590 per saham dengan jumlah saham tercatat mencapai 2,64 miliar lembar saham. Kapitalisasi pasar perseroan saat ini tercatat Rp 1,56 triliun. Sebelumnya, modal dasar perseroan tercatat 10 miliar lembar atau senilai Rp 3,38 triliun.
Saat ini, pemegang saham Bukaka antara lain PT Denaya Cakra Cipta (Pengendali) dengan kepemilikan 42,6 persen, Armadeus Acquisitions (INR) Limited sebesar 46,6 persen dan masyarakat sebanyak 10 persen.
Devindra menjelaskan, perseroan memiliki beberapa strategi usai relisting, antara lain mencari pendanaan dari skema right issue. Namun, ia menyatakan rencana right issue masih perlu dimatangkan.
"Right issue kami akan memperhatikan market dahulu karena harus kita lihat plus minus karena memang kondisi market saat ini kurang baik," ungkapnya.
Selain itu, perseroan berencana melakukan pembentukan induk perusahaan atau holding company untuk menetapkan rencana investasi bisnis baru dan menetapkan kebijakan pencarian dana (fund raising policy).
"Soalnya untuk saat ini kami masih merupakan operating company juga, selain holding," jelas Devindra.
Lebih lanjut, Devindra menyatakan perseroan juga bakal melakukan restrukturisasi bisnis dan pemisahan bidang usaha (spin off). Ia menjelaskan, pihaknya berencana melakukan perampingan unit bisnis dengan divestasi atau penggabungan unit bisnis yang saling bersinergi.
"Kami berencana mengundang dan menggandeng investor serta melakukan spin off terhadap unit bisnis yang potensial. Nantinya juga akan melakukan IPO atau penerbitan obligasi untuk perusahaan yang sudah spin off," jelasnya.
Yang terdekat, lanjutnya, perseroan bakal melakukan pembentukan anak usaha dan invetasi bisnis baru. Perseroan mendirikan anak usaha, PT Bukaka Mandiri Sejahtera untuk bisnis smelter dan usaha tambang lainnya. Selain itu terdapat rencana pendirian anak usaha PT Bukaka Energi untuk bisnis usaha PLTU dan PLTM lainnya.
"Kami juga akan melakukan modernisasi dengan membeli peralatan mesin baru melalui pembiayaan," jelasnya.
Sebagai informasi, ada keluarga Kalla dalam struktur dewan komisaris Bukaka saat ini, yakni Suhaeli Kalla sebagai Komisaris Utama dan Solihin Jusuf Kalla sebagai Komisaris. Untuk Komisaris Independen dijabat oleh Sumarsono dan jabatan komisaris lainnya dipegang oleh Zulkarnain.
Perumahan Islami | Bisnis Bakrie | Bisnis Kalla | Rancang Ulang | Bisnis Khairul Tanjung | Chow Kit | Pengusaha | Ayo Buka Toko | Wisata | Medco
Sekretaris Perusahaan Bukaka, Devindra Ratzarwin mengatakan pihaknya kembali ke lantai bursa karena melihat kesempatan ekspansi bisnis. Ia menjelaskan, pihaknya melalui Bukaka Energy memiliki bisnis pembangkit listrik tenaga mini hydro.
"Mengingat itu menjadi program pemerintah saat ini, apalagi ada program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Maka itu, kami melihat potensi di situ," ujarnya dalam konferensi pers di Auditorium Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/6).
Bukaka kembali mencatatkan sahamnya dengan harga Rp 590 per saham dengan jumlah saham tercatat mencapai 2,64 miliar lembar saham. Kapitalisasi pasar perseroan saat ini tercatat Rp 1,56 triliun. Sebelumnya, modal dasar perseroan tercatat 10 miliar lembar atau senilai Rp 3,38 triliun.
Saat ini, pemegang saham Bukaka antara lain PT Denaya Cakra Cipta (Pengendali) dengan kepemilikan 42,6 persen, Armadeus Acquisitions (INR) Limited sebesar 46,6 persen dan masyarakat sebanyak 10 persen.
Devindra menjelaskan, perseroan memiliki beberapa strategi usai relisting, antara lain mencari pendanaan dari skema right issue. Namun, ia menyatakan rencana right issue masih perlu dimatangkan.
"Right issue kami akan memperhatikan market dahulu karena harus kita lihat plus minus karena memang kondisi market saat ini kurang baik," ungkapnya.
Selain itu, perseroan berencana melakukan pembentukan induk perusahaan atau holding company untuk menetapkan rencana investasi bisnis baru dan menetapkan kebijakan pencarian dana (fund raising policy).
"Soalnya untuk saat ini kami masih merupakan operating company juga, selain holding," jelas Devindra.
Lebih lanjut, Devindra menyatakan perseroan juga bakal melakukan restrukturisasi bisnis dan pemisahan bidang usaha (spin off). Ia menjelaskan, pihaknya berencana melakukan perampingan unit bisnis dengan divestasi atau penggabungan unit bisnis yang saling bersinergi.
"Kami berencana mengundang dan menggandeng investor serta melakukan spin off terhadap unit bisnis yang potensial. Nantinya juga akan melakukan IPO atau penerbitan obligasi untuk perusahaan yang sudah spin off," jelasnya.
Yang terdekat, lanjutnya, perseroan bakal melakukan pembentukan anak usaha dan invetasi bisnis baru. Perseroan mendirikan anak usaha, PT Bukaka Mandiri Sejahtera untuk bisnis smelter dan usaha tambang lainnya. Selain itu terdapat rencana pendirian anak usaha PT Bukaka Energi untuk bisnis usaha PLTU dan PLTM lainnya.
"Kami juga akan melakukan modernisasi dengan membeli peralatan mesin baru melalui pembiayaan," jelasnya.
Sebagai informasi, ada keluarga Kalla dalam struktur dewan komisaris Bukaka saat ini, yakni Suhaeli Kalla sebagai Komisaris Utama dan Solihin Jusuf Kalla sebagai Komisaris. Untuk Komisaris Independen dijabat oleh Sumarsono dan jabatan komisaris lainnya dipegang oleh Zulkarnain.
Perumahan Islami | Bisnis Bakrie | Bisnis Kalla | Rancang Ulang | Bisnis Khairul Tanjung | Chow Kit | Pengusaha | Ayo Buka Toko | Wisata | Medco
loading...
Tidak ada komentar:
Write komentar