ilustrasi |
GHK merupakan perusahaan besar yang menguasai banyak sektor usaha. Grup yang mulai berbisnis di tekstil ini, sekarang telah merambah ke otomotif, elektronik, agroindustri, perdagangan, jasa konstruksi dan properti dengan total 4 ribuan karyawan.
GHK punya sejarah yang panjang. Didirikan pada 1952 oleh H. Kalla dan Hj. Atirah, GHK tumbuh menjadi perusahaan keluarga yang kini sampai di tangan generasi kedua dan ketiga. Benderanya waktu itu, NV Hadji Kalla Trading Company.
Tahun 1967 GHK merambah ke bidang konstruksi dan properti. Di bidang ini, GHK mendirikan PT Bumi Karsa. Pekerjaan utamanya sebagai kontraktor umum. Prestasinya bisa dilihat dari pembangunan jalan trans Sulawesi, pembuatan bendungan, dan Bandara Hasanuddin.
Pada 1969, H. Kalla (ayahanda Jusuf Kalla) merambah ke bisnis otomotif. Di sini, PT Hadji Kalla sebagai agen tunggal pemasaran mobil Toyota di Sul-Sel, Sul-Teng dan Sul-Tra. Kini, perusahaan ini memiliki 18 cabang.
Persisnya pada 7 Agustus 1970, GHK mendirikan PT Bumi Sarana Utama yang bergerak sebagai dealer aspal curah Pertamina dengan daerah pemasaran Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan ini juga memiliki sejumlah kapal tanker dan armada truk sendiri untuk memperlancar pasokan.
Seiring perkembangan ekonomi dan minat masyarakat terhadap
otomotif, pada 1996 GHK menjalin kerja sama dengan produsen otomotif yang lain. Pertama, GHK mendirikan PT Intim Utama Mobil yang menjadi dealer mobil KIA. Kedua, GHK mendirikan PT Makassar Raya Motor yang kemudian menjadi dealer merek Daihatsu dan Nissan.
Pada tahun yang sama, GHK mendirikan PT Bumi Sarana Beton, yang membidangi pengembangan kawasan permukiman di Makassar. Untuk melengkapi divisi usaha ini, didirikan PT Baruga Asri Nusa Development yang membidangi properti. Di luar tiga perusahaan properti tadi, GHK juga memiliki dan mengelola hotel melalui PT Sahid Makassar Perkasa -- bekerja sama dengan Grup Sahid.
Tidak puas sampai di situ, GHK merambah ke bidang agroindustri melalui bendera PT Makassar Mina Usaha dan PT Duta Sentral Sulawesi Agro. Masing-masing perusahaan membidangi penangkapan dan pengolahan ikan tuna untuk ekspor, serta agrobisnis.
Belakangan, melalui PT Kalla Electrical System, GHK terjun ke bidang elektronik. Di samping itu, GHK juga merambah ke industri transportasi melalui PT Kalla Lines dan PT Bukaka Lintas Tama.
Menurut Halim Kalla, Dirut PT Makassar Utama Motor, saat ini industri andalan GHK adalah otomotif khususnya dari produk mobil Toyota. "Ini menjadi cash cow perusahaan kami," ujar pria lulusan State University of New York, Buffalo, AS ini. Perusahaan menargetkan penjualan mobil Toyota meningkat 3-4 ribu unit/tahun, sedangkan dari PT Makassar Raya Motor, dan PT Intim Utama Mobil -- yang memasarkan mobil Daihatsu dan KIA -- mematok target 300-400 unit/tahun.
Menurut suami dari Era Elvani ini, target itu wajar karena merek Toyota telah lama dipasarkan, sehingga telah menancap kuat pula di benak konsumen mobil di Makassar. Sementara itu, produk Daihatsu dan KIA masih harus berjuang ekstra keras, agar bisa diterima pasar Makassar dan wilayah Indonesia Timur lainnya.
Bagi Halim sendiri, bisnis otomotif merupakan bisnis berprospek bagus di Makassar dan wilayah Indonesia Timur. Buktinya, pada saat krisis, sekitar tahun 1997-99, penjualan mobil di Makassar malah meningkat. Ini dimungkinkan karena banyak komoditas pertanian dari Sul-Sel laris di pasar lokal dan internasional. Akibatnya, daya beli masyarakat Makassar meningkat.
Menurut penggemar offroad, dan Ketua Ikatan Motor Besar Indonesia Sul-Sel ini, meskipun salah satu anggota keluarga besar Kalla telah menjadi petinggi di pemerintah, GHK tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa. "Kami tetap saja berbisnis seperti biasa, dan kami tidak mau meminta kemudahan dari pemerintah. Karena, dapat menimbulkan citra yang jelek buat Pak Jusuf sendiri," ayah dari Sarah dan Wira ini menegaskan.
loading...
Tidak ada komentar:
Write komentar